Tiga tahun sudah almarhum/almarhumah koi koiku meninggalkan aku.
Mereka mati karena ego dan ketidaktelitianku dalam memelihara mereka. Padahal Yamabuki ogonku sudah sebesar betis istriku wow….kohaku, taisho sanke, midorigoi, goshiki sebesar
lenganku dan semuanya berjumlah 12 ekor sekarat dalam waktu bersamaan…sungguh
terlaluuu…Tragis…aku hanya melihat saat saat mereka meregang nyawa….mau tak goreng
nggak tega….karena sudah lima tahun dalam kebersamaan….mau langsung tak buang
kok mubazirrr….akhirnya dalam keadaan sekarat, ku bagi bagikan pada tetangga
yang mau mau ajah….ada yang nggak tega juga lho ternyata….( Wualah nggaya tuwe
buuuuuuu)…
Kenapa koi koiku mati???? ( tanyaku dalam hati )….Yah mungkin
karena kesalahanku, inginnya menambah varian koiku, tapi koiku si Showa yang baru ku beli tanpa kusadari membawa
penyakit yang kasat mata….uhhhh medeni koyo’ cetan he he he ….maksudnya nggak
kelihatan kalo langsung dilihat dengan mata telanjang mungkin matanya harus pake
baju dulu ya….wkwkwkwk ….itu lho penyakit yang badan koi jadi merah merah terus
lama lama jadi putih (whitespot kaleeee’….bisik kakang kawah adi ari ariku)….meskipun
sudah kukasih Malachite green tapi Tuhan Yang
Maha Esa berkehendak lain….Mereka tetep matiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…hiks hiks hiks
(Tangisku dalam hati)….Padahal aku menyayangi koi koiku seperti aku menyayangi anak
anakku sendiri….( Halahhh… Lebay.com).
Setelah kejadian tersebut aku hanya bisa
merenung dan menyalahkan diri sendiri, tapi apalah di kata nasi sudah menjadi
nasi aking. Mau beli lagi….kok awang2ennnn…tapi yang lebih membuat aku
awang2ngen pasti ibu’nya bocah bocah, pasti mulutnya langsung bla bla bla…..halah
malah tambah senep aku….karena frustasi akhirnya kolamku kuisi gurami dan patin….lumayan
buat kesibukan itung- itung bisa buat lauk makan si Naya
dan Dewa anakku. Tapi tetep masih kurang tanpa kehadiran ikan karper
dari jepang ituuuuuuuuu….. Dulu sempat aku rekam dengan Handphone aksi aksi
koiku, malah sudah ku transfer ke komp. anakku….tapi lagi lagi virus menyerang koiku….”Viruuuuuzzzz kurang puaskah
anda saat membuat koi koiku mati????”. Sekarang kau serang video koiku lewat computer…ancur semuaaaa….hilang
semuaaaa….Tak tertinggal sedikitpun Barang Bukti
koi koi tersayangku.
Aku mau koi…aku ingin koi lagi…Swear
dwehhh….aku rindu aksi aksi koi koiku, aku kangen member makan mereka, aku juga kangen “metani tumo” (nyari kutu) di tubuh mereka saat para
kutu kutu ikan endemic di kolam koiku. Selamat
jalan Koi koiku….semoga kau tenang di alam sana tanpa ada virus yang
menyerangmu lagi….PERHATIAN…”Untuk para arwah koiku…Berdu’a mulaiiiiiiiii…selesai
wkwkwkwkwk.
Kisah ini diangkat dari cerita nyata. TKP
di Rendeng Rt 03/05 kota kudus, saksi
saksi istriku, anakku dan tetangga2ku…ada pak Bambang, Bu Bambang, Lik parmin
beserta istri teman temannya anakku yang
sering menunggui koi koiku dan masih banyak lagi lainnya yang belum aku
sebutkan. Barang Bukti yang ada hanya seperangkat alat kolam beserta kolamnya.